Selasa, 20 November 2012

Kelompok 6

 
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
            Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.


BAB II
KEPEMIMPINAN
            Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social. Sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Pengertian Kepemimpinan Menurut Para ahli sebagai berikut:
  • Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
  • Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
            Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok
A.Pemimpin
            Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.
            Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".
Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan.  
B.Pemimpin Di Lembaga Pendidikan
            Kepala lebaga pendidikan adalah sebagai pemimpin pada lebagapendidikan yang merupakan unsure paling penting dalam perjalanan roda organisasi lembaga pendidikan, karena kepala lembaga pendidikan memiliki hak dan kewajiban untuk mengatur dan menetapkan kebijaksanaan dalam penentuan sikap dan arah perjalanan lembaga pendidikan bersama para guru, staf dan peserta didik. Oleh karena itu, antara kepala lembaga pendidikan, guru, staf dan para pesserta didikharus bersepakat bersama dengan satu tujuan dalammemajukan lembaga pendidikan, sehinggga misi dan visi yang telah ditetapkan bias tercapai dengan baik. Barkaitan dengan kebijaksanaan dan pelaksanaan operasional lembaga pendidikan lembaga pendidikan. Dengan demikian karakter seorang kepala lembaga pendidikan harus memounyai nilai lebih dan mendapatkan pengakkuan dari para warga lembaga pendidikan lainnya.
 C.Tipologi Otoritas
            Tipologi adalah studi tentang peristiwa pada perjanjian Lama yang mempunyai arti rohani, dengan kata lain, terdapat persesuaian di antara berbagai oknum, peristiwa, atau hal dalam Perjanjian Lama dan Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru.  Studi tentang tipologi membuat kisah-kisah dalam Alkitab menjadi lebih hidup, lebih berkesan, dan lebih terasa kebenarannya. Tipologi adalah juga sebuah bentuk nubuat, nubuat tidak langsung, karena kita tidak tahu itu adalah nubuat sampai penggenapannya atau antitype-nya diketahui. Saat antitype besarnya ada, baru kita bisa melihat kebelakang dan melihat apa yang dimaksud Allah. Mungkin banyak orang menganggap bahwa nubuat itu harus merupakan "tulisan", "perkataan", sehingga identik dengan "ramalan", padahal nubuat tentang Yesus Kristus juga mencakup            "peristiwa", dan lain-lain. Tipologi biasanya memiliki seseorang atau karya Mesias sebagai tujuannya. Jadi terdapat pola jelas dari paralel motif, tapi type dananti-type memiliki realitas dan arti yang independen.
            Sedangkan Otoritas adalah istilah yang sering digunakan dalam bidang pemerintahan yang artinya klaim legitimasi atau pembenaran hak untuk melakukan untuk menjalankan kekuasaan. Otoritas sering disamakan dengan istilah 'kekuasaan', padahal sebenarnya tidak sama, kekuasaan lebih mengacu pada kemampuan untuk memrintah seseorang yang orang lain tidak memiliki kemampuan itu. Sejak munculnya ilmu-ilmu sosial, otoritas telah menjadi subyek penelitian dalam berbagai pengaturan empiris: keluarga (otoritas orangtua), kelompok-kelompok kecil (otoritas informal kepemimpinan), menengah organisasi, seperti sekolah, gereja, tentara, industri dan birokrasi (otoritas organisasi dan birokrasi) dan organisasi masyarakat-lebar atau inklusif, mulai dari masyarakat suku paling primitif ke organisasi negara-bangsa dan menengah modern (otoritas politik). 
D.Organisasi Politik
            Organisasi politik adalah organisasi atau kelompok yang bergerak atau berkepentingan atau terlibat dalam proses politik dan dalam ilmu kenegaraan, secara aktif berperan dalam menentukan nasib bangsa tersebut. Organisasi politik dapat mencakup berbagai jenis organisasi seperti kelompok advokasi yang melobi perubahan kepada politisi, lembaga think tank yang mengajukan alternatif kebijakan, partai politik yang mengajukan kandidat pada pemilihan umum, dan kelompok teroris yang menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan politiknya. Dalam pengertian yang lebih luas, suatu organisasi politik dapat pula dianggap sebagai suatu sistem politik jika memiliki sistem pemerintahan yang lengkap. organisasi politik merupakan bagian dari suatu kesatuan yang berkepentingan dalam pembentukan tatanan sosial pada suatu wilayah tertentu oleh pemerintahan yang sah. Organisasi ini juga dapat menciptakan suatu bentuk struktur untuk diikuti.
E.Manajemen Keputusan
            Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan.Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik .
F.Gaya Kepemimpinan
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala   keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan  tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire, pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
G.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan
            Hasil penelitian yang dilakukan oleh Goldsmith, sebagaimana yang dikutip oleh Aunurrahman (2009) menunjukkan bahwa pemimpin yang mampu menumbuhkan suasana dialogis, kesetaraan, dan tidak arogan atau non defensif serta selalu berupaya mendorong sikap positif, akan dapat mendorong terjadinya keefektifan proses pembelajaran.  Oleh sebab itu, pemimpin pendidikan ketika mengaplikasikan gaya atau aktivitas kepemimpinannya sangat tergantung pada pola organisasi yang melingkupinya. Dan juga dalam melaksanakan aktivitasnya pemimpin dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikutip Nanang fattah (2001), sebagai berikut :
  • Kepribadian (personality). Hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalaman yang akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.
  • Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya.
  • Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.
  • Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
            Berdasarkan faktor-faktor tersebut, jelas bahwa kesuksesan pemimpin dipengaruhi sejumlah kondisi. Karena itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadi keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan. Di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi untuk beprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan sosial dengan sikap-sikap hubungan manusiawi.
H.Pemimin Yang Ideal
1. Berani hidup sederhana
            Para pinisepuh selalu menekankan bahwa seorang pemimpin itu harus berani hidup sederhana, tidak bergelimang kemewahan. Hal ini dipersyaratkan mutlak supaya pemimpin tidak menyakiti perasaan rakyatnya, karena kebanyakan kawula kehidupannya masih belum sejahtera.
2. Berwatak satria
            Dinegeri ini sudah terbiasa kita mendengar ungkapan : supaya kita bersikap satria dalam menjalankan sesuatu dan hidup ini. Seorang satria artinya orang yang terhormat karena perilaku dan tindakannya yang baik dan benar – Berbudi bawa laksana. Satria itu orang yang bertanggung jawab. Ini merupakan sikap yang penting untuk saat ini, dimana orang yang berani bertanggung jawab semakin langka. Kebanyakan orang  maunya sibuk cari fasilitas, dapat duit banyak dengan cara mudah dan tanpa tanggung jawab. Dalam bidang pekerjaan, seorang satria bisa dihandalkan, karena seorang satria adalah pemimpin yang berkwalitas. Argumentasi dan kerjanya bagus. Oleh karena itu, dia dengan mudah mampu membangkitkan semangat kerja dan juang teman-temannya dan orang lain, istilah Jawa nya: Sabda Merta
3. Pemimpin segarawan
            Para satria sebenarnya punya kemampuan untuk berbakti ditingkat negarawan –statemanship. Mereka punya modal kuat untuk menjadi negarawan. Bila negara membutuhkannya, pada saat yang tepat, seorang satria anak bangsa akan muncul, dia punya kemampuan luar biasa untuk ngontragake gunung, mampu bahkan  menggoncang gunung dan mengalahkan semua musuh bangsa dan negara.
Musuh yang paling berbahaya adalah mereka yang menggerogoti dari dalam dengan cara menghancurkan etika moral, budi pekerti anak bangsa, terutama yang punya jabatan penting dan posisi yang strategis, sehingga dimana-mana timbul manipulasi, korupsi dan penyalah gunaan wewenang yang ujung-ujungnya cari duit tidak halal terlebih lagi
suka menyebarkan isu sara yg dapat menghancurkan kerukunan umat manusia yg saat ini sedang gencar2nya disebar di berbagai media di internet. Sang Pemimpin Sejati akan menjadi inspirator dan penggerak, karena segala ucapan dan seruannya mampu menggetarkan hati pendengarnya.
Pada zaman dulupun ada garis kebijakan bahwa seorang pemimpin atau pejabat menduduki jabatannya tidak pandang asal usul keluarga, apakah dia anak petani atau peajabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar